Kamis, 18 Oktober 2012

SARA IS BULLSHIT


APA JADINYA KALO GUBERNUR DKI JAKARTA SEBELAH ISLAM SEBELAH KRISTEN
Jangan sampe deh kejajah lagi ni negara !

Begitulah kira-kira status adik kelas saya di salah satu situs jejaring sosial pada tanggal 09-08-2012. Ada perasaan lucu, kesel dan macem-macem. Saya bingung, kenapa bangsa ini masih aja terbelenggu sama hal-hal yang sepatutnya tidak menjadi masalah kalo kita tahu ilmunya.

Lagi-lagi sejarah, tengoklah sejarah bagaimana dan siapa saja yang memperjuangkan NKRI sehingga menjadi satu kesatuan. Ratusan bahakan ribuan tahun sebelum Negara ini terbentuk kita adalah komunitas masyarakat yang majemuk, multietnis dan multikultur. Ini sebenarnya yang harus dipahami oleh masyarakat muslim Indonesia, bukan presepsi-presepsi lain yang mengatakan A hingga Z.

Merujuk pada sumber-sumber islam yang menyatakan bahwa perbedaan adalah rahmat, sekali lagi saya tekankan bahwa perbedaan adalah rahmat. Seharusnya umat muslim menyadari ini dan bahwa rahmat disini bersifat universal dan holistik (Islam adalah rahmat semesta alam). Tapi mengapa sampai sekarang masih ada peng-kotak-kotakan dan pengerdilan makna universal.

Inilah provokasi yang diberikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kembali kepada sejarah bagaimana islam di Baghdad yang pada saat itu dipimpin oleh dinasti Abassiyah mampu memimpin dunia selama kurang lebih tujuh abad lamanya, dimana perkembangang islam dari segala aspek baik politik,budaya, iptek dan ekonomi menjadi pusat perhatian dan mercusuar dunia. Sementara Eropa dan barat pada saat itu masih buta huruf dan hanya bergulat dengan hal-hal mistis. Saking bodohnya mereka, untuk keluar rumah dimalam hari saja mereka takut, karena terlalu percaya pada mitos dan hal-hal gaib.

Namun itu semua seakan beubah ketika barat dan Eropa membuka diri dan kemudian belajar serta menyerap seluruh ilmu pengetahuan islam. Bangsa barat menyadari kalau selamanya menutup diri dan mengisolasi dari pengetahuan,samapai kapanpun mereka takkan mampu bersaing dengan islam yang pada saat itu perekembangan ipteknya sedang berkembang pesat. Alih-alih tertinggal mereka justru dapat menyerap habis-habisan ilmu-ilmu islam yang pada akhirnya mampu menjadikan itu sebagai tombak kebangkitan dan perubahan mereka. Dan disinilah perubahan itu dimulai dan belum berakhir hingga sekarang.

Dari sini sebenarnya harus kita sadari, bahwa pada saat ini, pada hari ini baratlah yang pantas memimpin dunia, china lah yang sedang merajai ekonomi global, Yahudi dan Nasrani- lah yang memegang kendali atas dunia. Karena pada saat ini kita belum bisa memantaskan diri untuk memipin dunia dan peradabanya. Kita sebagai muslim harus melek akan hal ini dan menyadari itu semua, dengan apa? Dengan membiarkan dan merelakan mereka non-muslim untuk memimpin kita untuk sementara waktu, hanya sementara waktu.
Kemudian kita perkuat barisan, satukan tujuan dan jadikan ini sebagai momentum kebangkitan Islam. 

Percaya atau tidak, sebuah bangsa atau peradaban harus di tindas, dihina di caci dan dijajah terlebih dahulu agar mereka dapat bangkit dan bersatu. Dan ini sebenarnya yang sedang terjadi pada bangsa kita, agama kita. Layaknya kita mempersiapkan, menyusun strategi sehingga kebangkitan itu bukan mustahil akan terjadi pada hari ini esok ataupun lusa. Sehingga panji-panji islam dapat kembali kita kibarkan di jagad dunia yang luas ini.

Percayalah, konspirasi yang sedang mereka bangun untuk menghancurkan islam sebenarnya tak lebih dari jarring laba-laba yang sangat mudah sekali untuk kita singkirkan . Asal kita mau membuka diri dan membiarkan perubahan itu tejadi, karena satu-satunya hal yang tidak dapat berubah dimuka bumi ini adalah perubahan itu sendiri. Biarlah mereka non-muslim memimpin kita karena memang kualitas mereka yang patut kita sadari jauh lebih unggul dari pada kita. Lalu kita belajar dari mereka, kita model mereka, kita rekam dan kemudian kita serap intisari dari mereka yang kemudian akan menjadikan kekuatuan yang luar biasa dan maha dahsyat yang nantinya akan mampu mengembalikan tonggak kekuasaan yang abadi pada kita.

Iqra bimirabbikaladzi khalaq! Semoga catatan ini dapat memberikan sedikit masukan untuk saudara se-iman ku yang sedang galau dengan kesimpang siuaran SARA di Negriku Indonesia. Semoga bermanfaat!
Note by: Qomi Uthugyan