APA
JADINYA KALO GUBERNUR DKI JAKARTA SEBELAH ISLAM SEBELAH KRISTEN
Jangan sampe deh kejajah lagi ni negara !
Jangan sampe deh kejajah lagi ni negara !
Begitulah kira-kira status adik kelas saya di salah
satu situs jejaring sosial pada tanggal 09-08-2012. Ada perasaan lucu, kesel
dan macem-macem. Saya bingung, kenapa bangsa ini masih aja terbelenggu sama
hal-hal yang sepatutnya tidak menjadi masalah kalo kita tahu ilmunya.
Lagi-lagi sejarah, tengoklah sejarah bagaimana dan
siapa saja yang memperjuangkan NKRI sehingga menjadi satu kesatuan. Ratusan
bahakan ribuan tahun sebelum Negara ini terbentuk kita adalah komunitas
masyarakat yang majemuk, multietnis dan multikultur. Ini sebenarnya yang harus
dipahami oleh masyarakat muslim Indonesia, bukan presepsi-presepsi lain yang
mengatakan A hingga Z.
Merujuk pada sumber-sumber islam yang menyatakan
bahwa perbedaan adalah rahmat, sekali lagi saya tekankan bahwa perbedaan adalah
rahmat. Seharusnya umat muslim menyadari ini dan bahwa rahmat disini bersifat
universal dan holistik (Islam adalah rahmat semesta alam). Tapi mengapa sampai
sekarang masih ada peng-kotak-kotakan dan pengerdilan makna universal.
Inilah provokasi yang diberikan oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab. Kembali kepada sejarah bagaimana islam di Baghdad yang
pada saat itu dipimpin oleh dinasti Abassiyah mampu memimpin dunia selama
kurang lebih tujuh abad lamanya, dimana perkembangang islam dari segala aspek
baik politik,budaya, iptek dan ekonomi menjadi pusat perhatian dan mercusuar
dunia. Sementara Eropa dan barat pada saat itu masih buta huruf dan hanya bergulat
dengan hal-hal mistis. Saking bodohnya mereka, untuk keluar rumah dimalam hari
saja mereka takut, karena terlalu percaya pada mitos dan hal-hal gaib.
Namun itu semua seakan beubah ketika barat dan Eropa
membuka diri dan kemudian belajar serta menyerap seluruh ilmu pengetahuan
islam. Bangsa barat menyadari kalau selamanya menutup diri dan mengisolasi dari
pengetahuan,samapai kapanpun mereka takkan mampu bersaing dengan islam yang
pada saat itu perekembangan ipteknya sedang berkembang pesat. Alih-alih
tertinggal mereka justru dapat menyerap habis-habisan ilmu-ilmu islam yang pada
akhirnya mampu menjadikan itu sebagai tombak kebangkitan dan perubahan mereka. Dan
disinilah perubahan itu dimulai dan belum berakhir hingga sekarang.
Dari sini sebenarnya harus kita sadari, bahwa pada
saat ini, pada hari ini baratlah yang pantas memimpin dunia, china lah yang sedang
merajai ekonomi global, Yahudi dan Nasrani- lah yang memegang kendali atas dunia.
Karena pada saat ini kita belum bisa memantaskan diri untuk memipin dunia dan
peradabanya. Kita sebagai muslim harus melek akan hal ini dan menyadari itu
semua, dengan apa? Dengan membiarkan dan merelakan mereka non-muslim untuk memimpin
kita untuk sementara waktu, hanya sementara waktu.
Kemudian kita perkuat barisan, satukan tujuan dan
jadikan ini sebagai momentum kebangkitan Islam.
Percaya atau tidak, sebuah
bangsa atau peradaban harus di tindas, dihina di caci dan dijajah terlebih
dahulu agar mereka dapat bangkit dan bersatu. Dan ini sebenarnya yang sedang
terjadi pada bangsa kita, agama kita. Layaknya kita mempersiapkan, menyusun
strategi sehingga kebangkitan itu bukan mustahil akan terjadi pada hari ini
esok ataupun lusa. Sehingga panji-panji islam dapat kembali kita kibarkan di
jagad dunia yang luas ini.
Percayalah, konspirasi yang sedang mereka bangun
untuk menghancurkan islam sebenarnya tak lebih dari jarring laba-laba yang
sangat mudah sekali untuk kita singkirkan . Asal kita mau membuka diri dan membiarkan
perubahan itu tejadi, karena satu-satunya hal yang tidak dapat berubah dimuka
bumi ini adalah perubahan itu sendiri. Biarlah mereka non-muslim memimpin kita
karena memang kualitas mereka yang patut kita sadari jauh lebih unggul dari
pada kita. Lalu kita belajar dari mereka, kita model mereka, kita rekam dan
kemudian kita serap intisari dari mereka yang kemudian akan menjadikan
kekuatuan yang luar biasa dan maha dahsyat yang nantinya akan mampu
mengembalikan tonggak kekuasaan yang abadi pada kita.
Iqra bimirabbikaladzi khalaq! Semoga catatan ini
dapat memberikan sedikit masukan untuk saudara se-iman ku yang sedang galau
dengan kesimpang siuaran SARA di Negriku Indonesia. Semoga bermanfaat!
Note by: Qomi Uthugyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar